Does My Head Look Big in This?

Rating:	★★★★★
Category:	Books
Genre:	Teens
Author:	Randa Abdel Fattah

Kemasan boleh Teenlit, tapi isinya…. Wuih!

Ini kisah tentang ABG Australia keturunan Palestina Muslim yang berjuang dengan jilbab dan kepercayaan nya ditengah masyarakat Australia yang memiliki stereotype muslim keturunan arab sebagai teroris dan tukang buat onar.
Di dalamnya ada cerita tentang insiden pemboman bali yang berimbas pada kehidupan muslim di Australia.

Novel ini dikemas dengan bahasa yang ringan dan sederhana, karena penuturan khas remaja, membaca tiap kalimat membuat saya serasa berada di tempat kejadian.
Ada rasa kedekatan dan dimengerti oleh novel ini, saya bisa merasakan menjadi Amal (cewek yang jadi tokoh sentral di novel ini) saat memutuskan memakai jilbab. Hanya saja cobaan untuk amal (tentu saja) terasa begitu berat, jadi setiap konflik terasa pelik. :)


"Aku takut. Tapi pada saat yang sama aku merasa seakan kepercayaan dan keyakinanku pada Islam meledak dalam diriku, ... sulit sekali berjalan berkeliling sementara orang-orang menatap 'kepala berbalutmu' mu ..." (hal 14)

I mark this page. I just love how she express this. :)
Saya merasakan hal yang sama dihari saya memutuskan untuk memakai jilbab.


"Aku berjalan ke ruang kelasku dan kepingin muntah saking gugupnya. Tapi keputusan ini datang dari hatiku. Aku ga bisa menjelaskan atau membuatnya masuk akal. Oke, aku melakukannya karena aku percaya itu kewajibanku ... aku nggak tahu bagaimana bilangnya... itu lebih dari hanya itu saja." ( hal 57)

Menjadi bangsa arab di Australia saja sudah membuatmu merasa berbeda, apalagi dengan jilbab yang semakin mencirikan Amal sebagai muslim. Selain masalah diskriminasi, penulis membawa pembaca merasakan kebimbangan Amal sebagai Abg.

Konflik kembali datang ketika Amal naksir cowok dikelasnya, Adam yang keren dan baik. Dari mulai berteman dekat sampai curhat via telefon setiap hari. “Keramahan Amal” dirasakan Adam sebagai usaha 'flirting', dilain pihak amal jadi serba salah karena Islam tidak mengenal pacaran. Amal menikmati kedekatan emosi dan perhatian dari cowok yang ditaksirnya hanya sebatas itu, belum boleh lebih. Hal ini membuat Adam berfikir -ada apa dengan cewek-cewek muslim? mereka menebar pesona dan perhatian tapi gak mau pacaran?- Lantas mau dibawa kemana hubungan model begini ketika cowok ga boleh menyentuh cewek bahkan sebuah ciuman pun dilarang? :)

Novel ini sarat dengan pesan keberanian dan ketulusan. Lucu, berani, tajam dan menyentuh. You should read.